
Ketika Mark Lynas (seorang jurnalis dan juga penggiat lingkungan hidup asal Inggris) memaparkan pengamatannya lewat sebuah buku berjudul Six Degrees: Our Future on A Hotter Planet beberapa tahun yang lalu, masyarakat intenasional terhenyak hebat. Betapa tidak, dalam tulisan ilmiah yang diterbitkan oleh HarperCollins itu Mark menjabarkan apa yang akan terjadi ketika suhu udara dibumi naik 1oC hingga 6oC. Kenaikan disetiap drajatnya ternyata mampu melahirkan potensi kerusakan yang tak main-main. Mulai dari mencairnya lapisan es sehingga menyebabkan laut menyerap panas lebih banyak hingga berpotensi mempercepat Global warming, hingga yang terburuk adalah berkahirnya kehidupan dimuka bumi akibat bencana alam...!!
Berikut kita simak sedikit dari hasil investigasi Mark Lynas:
hitungan menuju kemusnahan
Ketika Suhu Udara Naik 1oC
Laut yang mulai kehilangan lapisan es di atasnya akan menyerap panas lebih banyak dan mempercepat pemanasan global; air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi; daerah dataran rendah di pesisir pantai akan diterjang banjir.
Ketika Suhu Udara Naik 2oC
Eropa menerima paparan panas yang tinggi; hutan-hutan rusak karena terbakar; tanaman- tanaman yang stres, bukannya menyerap karbon, mulai melepaskan karbon yang pernah diserapnya ke atmosfer; sepertiga spesies di dunia terancam punah.
Ketika Suhu Udara Naik 3oC
Karbon yang dilepaskan oleh tanaman dan tanah di Bumi mempercepat pemanasan global; matinya hutan hujan Amazon; angin topan dahsyat menghantam kota-kota pinggir laut; kelaparan di Afrika.
Ketika Suhu Udara Naik 4oC
Mencairnya lapisan es yang tak terkendali mengakibatkan pemanasan global tak dapat dihentikan; sebagian besar wilayah Inggris tidak dapat dihuni lagi karena terbenam banjir; wilayah Mediterania ditinggalkan penduduknya.
Ketika Suhu Udara Naik 5oC
Gas metana yang keluar dari dasar laut mempercepat pemanasan global; es di Kutub Utara dan Kutub Selatan habis; manusia berpindah-pindah tempat untuk mencari makanan dan mencoba, meskipun sia-sia, hidup seperti hewan di alam liar.
Ketika Suhu Udara Naik 6oC
Kehidupan di Bumi berakhir akibat badai besar, banjir bandang, bola api hidrogen sulfida dan metana berputar- putar cepat melintas di seluruh dunia dengan kekuatan bom atom; hanya jamur yang dapat bertahan hidup.
Paparan ini boleh jadi dipandang sinis oleh beberpa orang yang beranggapan bahwa global warming adalah sebuah mitos belaka, namun pernyataan lain yang dikeluarkan oleh Badan Perubahan Iklim PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), justru mengatakan sebaliknya dan cenderung seiring sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mark. IPCC melaporkan bahwa rata-rata suhu udara global telah meningkat sebesar 0,6oC dari tahun 1850 hingga tahun 2000. Dan kondisi ini akan lebih parah lagi bila emisi gas rumah kaca dibiarkan terus bertambah seperti yang terjadi sekarang ini. Jikalau tak ada ’perubahan’ maka niscaya suhu permukaan bumi pada akhir abad 21 akan naik dari 1,1oC menjadi 6,4oC!!!
Bila kita menilik fenomena alam yang kerap hadir dimuka bumi belakangan ini maka apa yang dikemukakan oleh Mark dalam bukunya itu bisa jadi benar adanya. Lihatlah bencana banjir hebat yang rutin menyambangi hampir seluruh penjuru bumi utamanya asia. Atau gelombang panas yang membuat eropa kelabakan dan cukup banyak menelan korban jiwa. Tak ketinggalan adalah kebakaran hutan yang terus mengintai.
Salahsatu bukti yang cukup mengkhawatirkan adalah tertangkapnya gambar (oleh foto satelit) sebuah bongkahan dari pecahan gunung es di Antartika (Kutub Selatan) yang tengah mengarah ke perairan Australia, sekitar Macquarie Island, di ikuti dengan 100 potongan es kecil menuju arah Selandia Baru. Bongkahan gunung es dengan panjang hingga 19, 2 (hampir 20 km) dengan lebar 5 km ,atau hampir dua kali luas wilayah Hongkong ini, adalah bukti bahwa permukaan es dimuka bumi mulai menipis dan mencair akibat pemanasan global. Sebagai catatan, mencairnya es di kutub bumi (utara/selatan) berarti sama dengan penambahan debit air dipermukaan bumi. Dengan penambahan debit air dalam skala besar berarti secara tidak langsung mengancam keberadaan kehidupan didaerah-daerah pesisir atau dataran rendah. Akankah peradaban dimuka bumi ’sudah menemukan’ skenario akhirnya?? Semoga saja tidak...
Apa yang bisa kita lakukan sekarang mungkin hanyalah memperlambat datangnya hari akhir itu. Menghentikan pola hidup yang tak ramah lingkungan adalah sebuah pilihan yang harus kita ambil. Mulailah langkah-langkah penghijauan, berhemat air dan hentikan eksploitasi terhadap bumi...Atau semuanya benar- benar akan berakhir pada drajat keenam....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar